Laman

Wednesday, April 17, 2013

Si Kecil Bontosua di Gugusan Kepulauan Pangkep

Waktu itu, 17 Maret 2013 pukul 23.00 wita saat hati dan pikiran lagi berdebat bareng. "ikut atau nggak?" Ngeliat ransel yang belum diisi, tangan rasanya gatal untuk menjejalkan semua baju yang cukup untuk bertahan selama 3 hari. Belum lagi short massage yang berdatangan membujuk dan merayu.

Well, Trip kali ini bukan kali pertamanya ditawarkan kepadaku. Mau nggak mau, takut kalau kesempatan nggak datang dua kali, aku sambut aja walau masih bimbang awalnya.

Trip kali ini memakan waktu 3 hari pada tanggal 18 - 20 Maret 2013 di sebuah pulau kecil yang bernama Bontosua (Bontosoa) yang merupakan salah satu dari jajaran kepulauan dari Kabupaten Pangkep (Pangkajene dan Kepulauan). Jarak tempuhnya saya juga nggak ngerti, yang jelas waktu yang dibutuhkan untuk mencapai pulau itu dengan Kapal Kecil adalah 2 jam.

Pukul 08.00 wita, di bawah terik matahari dan tebalnya asap knalpot kendaraan bermotor membuat momen "menunggu jemputan" serasa lebih berarti. Tapi anehnya hal itu nggak ngerusak mood yang berada pada fluktuasi maksimalnya. Kurang lebih sejam berjemur akhirnya mobil yang ditunggupun tiba, entah karena suatu hal sampai di dalam mobil semua pada meriah ngenyambut #wallahualam.

Pukul 09.00 tiba di Pelabuhan Paotere kita sudah harap-harap cemas dikarenakan Langit tak secerah sejam yang lalu. rintik hujan pun mulai berdatangan satu per satu namun belum kunjung gerudukan. 


Menuju Keberangkatan

Karena tak betah di dalam kapal aku lebih memilih nangkring di luar walaupun kapal mulai terombang ambing oleh ombak. Membayangkan naik Jet Coaster, aku mulai larut dalam suasana. Lama kelamaan Makassar semakin kecil, kecil, dan lenyap. yang ada tinggal kapal kecil, nahkoda kapal yang tangkas serta penumpang lugu di tengah ganasnya ombak. Mungkin Tuhan ingin membuat Trip ini berwarna sehingga Angin sedikit bermain dengan ombak dan hujan.

Berharap bernasib mujur, bisa melihat ikan tongkol berloncatan, yang ada ombak yang liar menyapu wajah. Basah atau mungkin setengah basah masih lebih baik ketimbang berada dalam kapal dan menjadi pasif :)

akhirnya perahu kami berlabuh di dermaga

Yang membuat surprise kalau itu, penduduk yang ramah banget menyambut. Seperti orang yang baru kedatangan tamu selama bertahun-tahun. 

Bontosua Island

Akhirnya setelah penantian 2 jam yang serasa 2 hari, kapal kami berlabuh elegan di dermaga. Walau perut udah kayak dikocok-kocok, wajah pucat pasi, badan setengah basah, dan lemasnya kedua kaki, tetapi saat disuguhi pemandangan yang seperti ini siapapun bakal berdecak kagum.  



Tugu Pulau

malancong ke dermaga

Pulau ini punya 2 dermaga, gambar di atas adalah dermaga ke dua. yang biasanya digunakan penduduk sekitar untuk melepas kebosanan. Maklum, pulau ini nggak punya hiburan apa-apa selain keindahan natural dari sang Pencipta berupa birunya segara Bontosua.

gadis nelayan

Lagi iseng jadi fotografer amatir, angle apapun bisa dianggap pas dengan sekali jepret dari kamera digital sederhana. Si sohib yang nyengir tampaknya menikmati menjadi model.


Komunitas Bulu Babi

Bulu babi sangat mudah dijumpai di pulau ini. Biasanya mereka bergerombol membentuk sebuah komunitas. Bulu babi lumayan berbahaya juga, kalau nggak percaya injak saja. Niscaya, nyeri luar biasa bakal menyeruak. Sebenarnya itu bukan masalah utama, yang menjadi core problem itu saat di desa ini cuma punya Posyandu yang setiap hari sepi. Nah lho!

Ikan kecilnya keliatan walau dari permukaan


Sunset lagi nggak sesempurna keinginan. 


main sepak bola

Tepat di belakang rumah ada lapangan berpasir putih lumayan luas. Tempat hang out anak-anak pulau yahh di sini. 

Palang Merah Indonesia



Finally, we are here

Well, kami datang ke sini untuk liburan selama 3 hari. Selama tiga hari kami benar-benar kayak anak pulau yang kerjanya berenang, bakar ikan yang masih fresh hasil tangkapan nelayan yang baik hati. Pulau ini mendapat pasokan listrik dari jenset cuma pada pukul 18.00 - 23.00 wita. Bayangkan! Selama di sana no internet, no tv, no leptop! But its ok.... bahkan hingga saat ini, saya pribadi sangat merindukan masa-masa saat itu.

Gangnam style ala bocil pulau

Lagi kurang kerjaan, ngajak maen anak-anak pulau yang atraktif. Tampaknya kehadiran kami di pulau ini menjadi Trending topic bagi mereka. Kami langsung di sambut dengan tarian Gangnam Style ala Bocah Pulau.


Pak Nelayan 

Seperti yang aku bilang tadi, selama tiga hari makan ikan itu seperti makan nasi. Karena mata pencarian utama mereka adalah menjadi nelayan. Well, selama tiga hari kecukupan Omega 3 kami terpuaskan :)


perahun kecil melaju 


Memandang birunya laut

santai sejenak

ibu mengangkat jemuran di tengah senja

Selama tiga hari ini banyak banget belajar kesederhanaan, belajar bersosialisasi dengan manusia di sisi bumi yang berbeda, dan belajar bersyukur tentunya karena Tuhan memberikan kesempatan kepada kami untuk menjejakkan kaki di salah satu tempat layaknya SurgaNya :)


Komunitas Bersarung 

3 hari yang singkat, ada perasaan masygul menyadari aku harus kembali pulang ke Makassar. Ada rasa tak percaya bisa melancong ke tempat ini, dalam hati berharap semoga di berikan kesempatan untuk menikmati kerajaan Neptunus di sisi bumi lainnya.


Sohib lagi girang




Makassar dari kejauhan




We are back 




Big Family


















No comments:

Post a Comment