Laman

Thursday, December 26, 2013

Aku dan 9 November on 1353 Mdpl Bulusaraung Mount

Here we are!
09.00 WITA, aku menjejalkan perlengkapan ala kadarnya dalam tas ransel minimalis yang kupunya. Tidak menyangka saja hari ini tiba juga. My heart skip a beat *Alay . Aku senyum-senyum sendiri melihat tingkah polah ortu yang sedari tadi melakukan wawancara eksklusif sembari melontarkan wewejangan berharga sebagai bekalku. Mungkin pikiran mereka aku anak perempuan satu-satunya yang 'gila' , dan sebaliknya kakak perempuanku satu-satunya adalah wanita paling taat sedunia dengan perintah ortu hehehe

Sudah beberapa kali aku pribadi menolak ajakan teman dikarenakan 'aku sok sibuk', katanya hehe. Selain karena syair Imam Syafii, alasan aku suka travelling (terlepas dari tahi lalat besar di telapak kaki *eeh) soalnya aku terinspirasi dari novel (korban novel). Berikut kutipannya :
Umat Islam terdahulu adalah "traveler" yang tangguh. Lebih tangguh dari sekedar Vasco de Gama maupun Colombus.

Mereka adalah orang2 yg tidak pernah ragu untuk meninggalkan rumahnya, belajar hal hal baru dari dunia luar sana. 
#99 Cahaya di Langit Eropa

Dan yang terpenting, tahun ini mapping ku salah satunya adalah menjelajah Sulawesi Selatan, hehe

Map Jalur  Gunung Bulusaraung
Next adventure kali ini adalah Gunung Bulusaraung. Aku sih nggak berharap muluk-muluk tentang ekstrim atau tidaknya tanjakan kali ini. Bisa naik gunung aja udah bersyukur :D

Gunung Bulusaraung adalah salah satu Gunung di Sulawesi Selatan lokasinya berada diantara Kab. Pangkep dan Kab. Maros, tepatnya di Kec. Balocci Desa Tompobulu.

Pukul 02.30 WITA, motor kami melaju menuju kabupaten Pangkep. Prediksi kami, kami akan tiba di shelter sementara sore hari menjelang senja. Jalanan menuju shelter cukup aman walau sempat salah satu motor teman mogok di tengah jalanan menanjak. Hawa dingin mulai menyergap tak kala langit mulai berwarna oranye. 

Setibanya di shelter, kami beristirahat satu jam untuk ishoma dan menata kembali perlengkapan. waktu menunjukkan pukul 19.30 WITA. Headlamp telah siap di dahi masing-masing. Kami membuat lingkaran dan berdoa sebelum kami memulai perjalanan 'yang sesungguhnya'.


Pos 9 : Basecamp 
Perjalanan dari pos 1 hingga pos 2 yang membuat jantung kami bekerja keras. Lumayan, 'lumayan membuat nyali kami ciut' (bagi pendaki pemula, seperti aku hehe). Namun, setelahnya aku mulai menikmati keadaan, soalnya tim kali ini solid dan semuanya punya bakat jadi 'pelawak'.

Menuju Pos 10
Pos 9 adalah pos terakhir kami untuk malam ini. Di sini kami akan mendirikan tenda, dan melesapkan tubuh sesaat. Pukul 11.00 WITA, tenda telah selesai didirikan.

Sangat menyenangkan menikmati kelelahan ini. Senda gurau pecah. Makan malam kali ini sungguh nikmat.

Sedikit demi sedikit lama-lama nyampe, hehe
Sore hari kami pilih untuk Pos 10 (puncak). Aku bersorak dalam hati, soalnya aku punya motif sendiri untuk itu.

Finally, We are on the Peak!
9 November 2013.
Sore haripun tiba, dengan semangat 45 aku jejalkan Sang Bendera Merah Putih ke dalam tas. Track menuju Pos 10 lumayan bagiku, namun bayang-bayang puncak membuat semangat kami berkobar.

Sang Saka Merah Putih berhasil di kibarkan di 1353 Mdpl
Walaupun ini belum tanggal 10 November yang notabene-nya adalah Hari Pahlawan, kami udah kalap berfoto dengan Sang Saka, hehe.

Hati-hati mba bro :D
Rasa takjub tak henti-hentinya aku ungkapkan. Mungkin kata orang 'nyari mati kalau mendaki', namun bagiku, aku mencari keindahan hakiki atas pahatan-Nya di sisi bumi lain, rasa syukur tak henti-henti aku ucapkan. Allah Akbar!

Rasa takjub tak henti-hentinya kukatakan, subhanallah!
Aku memilih gundukan untuk menunggu. Menunggu senja itu bergelayut manja di langit. Seperti biasa, momen ini nggak boleh terlewatkan.

Seperti bola api raksasa yang siap meluncur ke Bumi

Levitation on 1353 Mdpl
Menanti itu hal yang menyebalkan, makanya aku raih kamera digital dan mulai bereksperimen. Kali ini temanku Lilis minta di foto dengan gaya Levitasi, yang katanya lagi nge-trend . Kata Lilis "Levitasi itu gaya mengudara dengan kata lain kita seolah-olah terbang", aku manggut-manggut sok ngerti.

Merasa kecil di atas sini
Matahari itu seperti bola api raksasa yang turun ke Bumi. Detik-detik ini yang paling mendebarkan dan menjadi kebahagiaan tersendiri bagiku untuk mengabadikannya.

sunset belum perfect


Kita nggak bakal pernah tahu apa yang akan terjadi esok, batinku. Mungkin dulu aku berada di Jawa dan menikmati segala rutinitas yang ada dan nggak bakal berpikir esok kita akan kemana dan ngapain. Sungguh, Allah menciptakan peta-Nya untuk ku. Peta itu aku datangi satu persatu tanpa kuketahui sebelumnya.
Mungkin ini salah satu Map yang diciptakan-Nya untukku

Alhamdulillah, besok apa lagi? :D

Back to Pos 9
Keesokan paginya, 10 November 2013. Tak disangka hujan turun lumayan lebat. Rencananya pingin ke Pos 10 lagi buat upacara kecil-kecilan untuk celebrate Heroes Day. Namun, aku pribadi tak ingin ke sana dalam kondisi saat ini. Jalanan licin dan mungkin sedikit berbahaya. Nyaliku ciut. Dan kedua temanku berpikiran sama. Toh, matahari terbit nggak bakal nongol. hehe

Agak mengecewakan. Namun sebagai gantinya, kami nyanyi Lagu Indonesia Raya dalam tenda. Merinding sendiri jadinya. Aku berdoa semoga kita bisa mempunyai semangat yang luar biasa seperti pahlawan-pahlawan kita dahulu. Untuk cita-cita kita dan terutama menjadi orang yang lebih bermanfaat.

No comments:

Post a Comment